Jumat, 18 September 2009

USG Payudara. Apa Itu?

Periksa USG. Pasti yang lekat di benak kita adalah periksa kehamilan. Pemeriksaan kandungan yang mampu memberikan informasi kondisi kesehatan juga jenis kelamin si jabang bayi sebelum kelahirannya, saat ini menjadi sebuah keharusan setiap pasangan yang menantikan kelahiran buah hati. Tapi, apakah rekan semua juga pernah mendengar tentang USG payudara? Apa itu USG payudara? Berikut tulisan saya…
USG payudara (breast ultrasound) yang juga dikenal dengan sonography atau ultrasonography, sering digunakan untuk mengevaluasi ketidaknormalan payudara yang ditemukan pada hasil mammography diagnostic atau uji klinis payudara. USG memberi kebebasan orientasi pencitraan payudara hampir dari arah manapun, karena fleksibilitas alat yang digerakkan tangan untuk memeriksa seluruh bagian payudara.
USG sangat bagus untuk mencitrakan kista payudara: kantung bulat, berisi cairan, di dalam payudara. USG dengan cepat dapat menemukan kista (selalu non kanker) ataupun pertambahan volume jaringan padat (dense mass) yang biasanya dirujuk dilakukannya biopsy untuk menentukan apakah jaringan tersebut bersifat ganas (cancerous).
Hasil USG Payudara, Lubang2 Hitam di Sebelah Kiri adalah Kista
Jika hasil pemeriksaan USG dan mammogram keduanya memberikan hasil negative (tidak terlihat tanda adanya kanker), tetapi dokter masih curiga karena adanya massa padat ataupun penebalan payudara, maka seorang pasien akan menjalani proses lanjutan berupa biopsy payudara yang disebut fine needle aspiration biopsy (FNA) di area yang dicurigai tersebut.
Meski USG memiliki kemampuan gambar yang kontras, namun kurang dalam hal detil dan kalah baik dengan hasil mammography tradisional sekalipun. Karenanya badan administrasi makanan dan obat Amerika - U.S. Food and Drug Administration (FDA) tidak merekomendasikan USG payudara sebagai metode deteksi kanker payudara. Lebih jauh, USG digunakan untuk menyelidiki ketidaknormalan yang ditemukan pada hasil mammography atau uji payudara. Saat ini FDA hanya menyetujui mammography sebagai metode deteksi kanker payudara pada wanita tanpa gejala kanker payudara (asymptomatic women).
USG versus Mammography
USG memiliki reseolusi kontras yang sangat baik. USG dapat menemukan kista dan membedakannya dengan area jaringan payudara normal dengan gambar yang jelas. Namun, USG tidak memiliki resolusi spasial yang baik seperti pada mammography sehingga tidak dapat memberikan gambar (citra) sedetil hasil mammography.
Hasil Pencitraan dengan Mammograpgy Digital dan Tradisional
USG juga tidak mampu mendeteksi terjadinya kalsifikasi mikro (microcalcifications), yaitu penumpukan kalsium yang merupakan indikasi pertama terjadinya kanker payudara. Sebaliknya, mammography mampu memberikan citra kalsifikasi dengan sangat baik.
Meski hampir seluruh benjolan payudara dapat ditemukan dengan mammography atau USG, beberapa ketidaknormalan payudara terlewat dari deteksi kedua pemeriksaan ini. Contohnya, benjolan dapat dirasakan, tapi tidak terlihat pada gambar mammography atau USG. Jika hal tersebut terjadi, maka fine needle aspiration biopsy (FNA) akan dilakukan. Kurang dari 30% hasil biopsy yang menunjukkan hasil kanker. Pada kasus dimana ketidaknormalan tidak terlihat pada mammography atau USG, peluang terjadinya kanker payudara sangat kecil.
Kekurangan USG
USG membutuhkan waktu untuk menangkap ketidaknormalan payudara berdasar:
1. Kedalaman lokasi ketidaknormalan di dalam payudara.
2. Faktor peralatan dan operator.
3. Kontras gambar antara jaringan normal dan tidak normal.
USG kurang baik dalam mendeteksi kanker payudara karena :
1. Resolusi spasial yang rendah sehingga tidak mampu menghasilkan gambar detil.
2. Tidak dapat mendeteksi penumpukan kalsium pada tumor payudara.
3. Efektivitsnya sangat bergantung kecakapan dan kerampilan operator.
4. Tidak dapat mendokumentasikan jaringan payudara yang telah diperiksa.
5. Kegagalan hasil (kontras-hitam putih) dapat terjadi.
Bagaimana USG Payudara Dilakukan?

USG menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar (citra) payudara. Gelombang suara frekuensi tinggi tersebut dipancarkan dari sebuah tranduser ke payudara. Pantulan gelombang suara dari payudara ditangkap oleh tranduser dan kemudian diterjemahkan oleh sebuah komputer menjadi sebuah gambar (citra) yang terlihat di layar monitor.

Sebelum pemeriksaan dimulai, pasien akan berbaring pada tempat khusus. Payudara akan diolesi dengan gel. Gel tersebut berfungsi sebagai pelumas kulit dan membantu transmisi gelombang suara.
Saat pemeriksaan dimulai, dokter atau petugas akan menggeser-geserkan transduser di payudara. Transduser akan memancarkan dan menangkap pantulan gelombang suara. Komputer akan menganalisis pantulan suara tersebut dan menggambarkannya di layar monitor. Bentuk dan intensitas pantulan begantung pada kepadatan jaringan payudara.
Jika sebuah kista payudara sedang digambarkan, hampir seluruh gelombang suara akan melewati kista serta menghasilkan pantulan yang lemah. Jika tumor payudara yang digambarkan, gelombang suara akan memantul dari benda padat tersebut dan pola pantulannya diterjemahkan oleh komputer menjadi gambar yang dikenali/diindikasikan sebagai massa solid. Selama pemeriksaan pasien akan merasakan sedikit tekanan dari transduser.
Pemeriksaan USG akan berakhir setelah 20 atau 30 menit, namun akan lebih lama jika operator sulit menemukan ketidaknormalan yang dilaporkan. USG tidak menggunakan radiasi dan bebas rasa sakit.
Sumber :
http://www.cancer.org
http://www.imaginis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar